ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً
نُعَاسًا يَغْشَىٰ طَائِفَةً مِنْكُمْ ۖ
Kemudian turun
ia atas kamu daripada kemudian dukacita itu akan aman mengantuk yang berlaku ia
akan satu toifah daripada kamu segala mukmin maka adalah mereka itu cenderung
rebah bawa panah daripada mengantuk dan jatuh segala pedang daripada mereka
itu.
وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ
Dan satu toifah
sungguh telah menanggung dukacita dari mereka itu maka tiada gemar mereka itu
melainkan lepas dirinya sahaja tiada lepas Nabi dan segala sahabatnya maka
tiada lena mereka itu iaitu segala orang munafqun
يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ
الْجَاهِلِيَّةِ ۖ
Sangka mereka
itu Allah Ta’ala akan zon tiada betul seperti zon kafir jahiliyah sekira
i’tiqad mereka itu baha nabi dibunuh atau tiada ditolong
يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ
Berkata mereka
itu adakah bagi kami daripada pertolongan itu suatu
قُلْ
Kata olehmu
إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ
Bahasanya pekerjaan
pertolongan sekelian itu bagi Allah Ta’ala semata-mata perbuat yang
dikehendakinya
يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ
Sembunyi mereka
itu pada diberi mereka itu barang yang tiada mereka itu nyata bagi engkau ya
Muhammad
يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا
قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ
Berkata mereka
itu jika ada bagi kami daripada pekerjaan itu suatu nescaya tiada dibunuh kami
di sana arti jika ada pilihan kepada kami nescaya kami tiada keluar maka tiada
kena bunuh tetapi dikeluarkan kami dengan tergagah
قُلْ
Kata olehmu
لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ
عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ
Jika ada kamu
itu dalam rumah kamu nescaya keluar oleh mereka yang ditetap-tetap atas mereka
itu mati itu kepada tempat rebah matinya dan tiada lepas daripada mati duduk
mereka itu kerana qoda’ Allah tiada boleh helah
وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ
Perbuatan Allah
pada Uhud itu supaya mencuba Allah akan barang yang dalam segala hati kamu
daripada ikhlas iman berperang dan munafiq
وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ
Dan supaya
membeza barang yang dalam hati kamu daripada iman dan kufur
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ {154}
Dan Allah Ta’ala
itu Tuhan yang mengetahui dengan barang yang dalam hati tiada tersembunyi
atasnya suatu dan hanya dicuba itu supaya zahir kamu pada manusia sahaja.
TAFSIR IBNU KATHIR
TAFSIR IBNU KATHIR
Kemudian setelah
kalian berduka cita, Allah menurunkan kepada kalian keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan
dari kalian, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh dirinya sendiri;
mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan Jahiliah.
Mereka berkata, "Apakah ada bagi
kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah, "Sesungguhnya urusan itu
seluruhnya di tangan Allah."Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa
yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata, “Sekiranya ada bagi kita
sesuatu (hak campur tangan)
dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.”
Katakanlah, “Sekiranya kalian berada di rumah kalian, niscaya orang-orang yang
telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh.” Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam
dada kalian dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian. Allah Maha
mengetahui isi hati. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kalian
pada hari bertemu dua pasukan itu, tiada lain mereka digelincirkan oleh setan,
disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya
Allah telah member maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyantun.
Allah Swt. berfirman menyebutkan apa yang pernah Dia
turunkan kepada hamba-hamba-Nya berupa ketenangan dan rasa aman, yaitu kantuk
yang meliputi mereka, sedangkan mereka masih tetap dalam keadaan menyandang
senjatanya. Hal tersebut terjadi di saat mereka dalam keadaan sedih dan susah.
Rasa kantuk dalam keadaan seperti itu menunjukkan
situasi telah aman, seperti halnya disebutkan di dalam surat Al-Anfal dalam
kisah Perang Badar melalui firman-Nya :
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai suatu penenteraman
dari-Nya, (Al-Alfal: 11), hingga akhir ayat.
Ibnu Abi Hatim
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah
menceritakan kepada kami Abu Na’im dan Waki’, dari Sufyan, dari Asim, dari Abu
Razin, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa rasa kantuk dalam peperangan dari Allah, sedangkan rasa kantuk
dalam salat dari setan.
Imam Bukhari mengatakan
bahwa Khlifah pernah menceritakan kepadanya, telah menceritakan kepada kami
Yazid ibnu Zura’j, telah menceritakan kepada kami Sa’id, dari Qatadah, dari
Anas, dari Abu Talhah yang mengatakan :
Aku termasuk orang-orang yang diliputi rasa kantuk dalam Perang
Uhud, hingga pedangku terjatuh dari tanganku berkali-kali; ia terjatuh, lalu
aku ambil dan jatuh lagi, kemudian aku ambil lagi.
Hal yang
sama diriwayatkan pula di dalam kitab Al-Magazi secara ta’liq. Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam kitab tafsir secara
musnad dari Syaiban, dari Qatadah, dari Anas, dari Abu Talhah yang
menceritakan:
Kantuk menimpa kami dalam Perang Uhud, padahal kami berada dalam
barisan kami. Abu Talhah melanjutkan kisahnya, “maka pedangku terlepas dari
tanganku, lalu aku mengambilnya, tetap terlepas lagi, dan kuambil lagi.
Imam Turmuzi,
Imam Nasai, dan Imam Hakim meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah,
dari Sabit, dari Anas, dari Abu Talhah yang menceritakan:
Aku mengangkat kepalaku dalam Perang Uhud, lalu aku
melihat-lihat, ternayta tidak ada seorang pun dari kalangan mereka (pasukan kaum muslimin) pada
hari itu, melainkan ia menyandarkan tubuhnya pada tamengnya (perisainya) karena kantuk.
Lafaz hadis ini
berdasarkan riwayat Imam Turmuzi, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan sahih.
Imam Nasai
meriwayatkannya pula dari Muhammad ibnul Musanna, dari Khalid ibnul Haris, dari
Abu Qutaibah, dari Ibnu Abu Addi; keduanya dari Humaid, dari Anas yang
menceritakan bahwa Abu Talhah pernah mengatakan:
“Aku termasuk orang-orang yang terkena rasa kantuk”. hingga akhir hadis. Hal yang sama diriwayatkan dari Az-Zubair dan
Abdur Rahman ibnu Auf.
Imam
Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Al-Hafiz, telah
menceritakan kepadaku Abdul Husain Muhammad ibnu Ya’kub, telah menceritakan
kepada kami Muhammad Ibnu Ishak As-Saqafi, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Abdullah ibnul Mubarak Al_Makhzumi, telah menceritakan kepada
kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Qatadah,
telah menceritakan kepada kami Anas ibnu Malik, bahwa Abu Talhah pernah
menceritakan, “Kami tertimpa rasa kantuk dalam Perang Uhud, sedangkan kami
berada dalam barisan kami. Maka pedangku terlepas dari tanganku, lalu aku
memungutnya; dan terjatuh lagi, lalu aku pungut kembali.”
Abu Talhah melanjutkan kisahnya,
bahwa ada segolongan lain, yaitu orang-orang munafik; mereka tidak mementingkan
kecuali hanya diri mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang sangat
pengecut, penakut, dan paling melecehkan perkara hak.
mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti
sangkaan Jahiliah. (Ali Imran: 154)
Yakni
sesungguhnya mereka tiada lain adalah orang-orang yang bimbang dan ragu
terhadap Allah Swt. Demikianlah dengan tambahan ini, dia meriwayatkannya,
seakan-akan kalimat ini adalah perkataan Qatadah. Memang apa yang dikatakannya
itu benar, karena Allah Swt.berfirman:
Kemudian setelah kalian berduka cita, Allah menurunkan kepada
kalian keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kalian.
(Ali Imran: 154)
Artinya,
mereka yang mengalami kantuk ini adalah ahli iman, percaya dan teguh dalam
pertempuran, bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Mereka adalah
orang-orang yang merasa pasti bahwa Allah Swt.pasti akan membantu dan menolong
Rasul-Nya dan melaksanakan baginya apa yang dicita-citakannya. Karena itulah
dalam firman selanjutnya disebutkan :
sedangkan segolongan lagi dicemaskan oleh diri mereka sendiri. (Ali
Imran: 154)
Yakni
mereka tidak terkena kantuk karena hati mareka diliputi oleh rasa khawatir,
gusar, dan takut.
mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti
sangkaan Jahiliah. (Ali Imran: 154)
Seperti
yang disebutkan oleh Firman-Nya dalam ayat lain, yaitu :
tetapi kalian menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak
sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya. (Al-Fat-h: 12), hingga akhir ayat.
Demikian
pula halnya mereka (orang-orang munafik), mereka berkeyakinan ketika kaum
musyrik beroleh kemenangan saat itu, bahwa saat itu merupakan saat penentuan,
dan bahwa Islam beserta para pemeluknya telah lenyap. Demikian perihal
orang-orang yang ragu; jika terjadi suatu peristiwa yang buruk, timbul dugaan
yang jelek seperti itu.
Kemudian
Allah Swt.memberitakan perihal mereka yang munafik melalui firman-Nya:
mereka berkata. (Ali Imran:
154)
Yakni dalam
keadaan serti itu.
Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini? (Ali Imran: 154)
Maka
dijawab oleh Allah Swt.melalui firman-Nya:
Katakanlah, “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tanagan (kekuasaan) Allah.” Mereka
menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu.(Ali Imran :154)
Kemudian
apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka itu dibeberkan oleh Allah
Swt.melalui firman-Nya:
Mereka berkata, “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” (Ali
Imran: 154)
Maksudnya
mereka menyembunyikan ucapan ini dari pengetahuan Rasulullah Saw.
Ibnu Ishak
mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz
Zubair, dari Ayahnya, dari Abdullah ibnuz Zubair yang menceritakan bahwa
Az-Zubair pernah menceritakan hadis berikut :
Ketika aku sedang bersama Rasulullah Saw., yaitu di saat rasa
takut sangat mencekan kami, maka Allah mengirimkan kantuk yang meliputi diri
kami. Maka tidak ada seorang lelaki pun dari kami melainkan dagunya menempel
pada dadanya (karena tertidur).
Az-Zubair
melanjutkan kisahnya, “Demi Allah, aku benar-benar mendengar suara Mu’tib ibnu
Qusyair yang suaranya kudengar seperti hanya dalam mimpi. Ia mengatakan :
Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.
Kata-kata
itu selalu kuingat.” Sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt.menurunkan
firman-Nya:
Mereka berkata, “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” (Ali
Imran: 154)
Yakni hal
ini merupakan takdir yang ditentukan oleh Allah Swt.dan merupakan keputusan-Nya
yang tidak dapat dielakkan lagi darinya dan tidak ada jalan selamat baginya.
Firman
Allah Swt.:
Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dada kalian
dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian. (Ali Imran: 154)
Yaitu
menguji kalian melalui apa yang terjadi pada diri kalian agar dapat dibedakan
antara yang buruk dan yang baik, dan akan tampak nyata perbedaan antara orang
mukmin dan orang munafik di mata orang-orang, baik dalam ucapan maupun
perbuatannya.
Allah mengetahui isi hati. (Ali
Imran: 154)
Yakni
mengetahui semua yang tersimpan di dalam hati berupa rahasia dan hal-hal yang
terpendam padanya.